Kibar News, Bombana — Suasana penuh kehangatan menyelimuti malam ramah tamah yang digelar mahasiswa Kuliah Terapan Lapangan (KTL) Politeknik Bombana (Polina) di Desa Watumentade, Selasa malam (28/7). Acara tersebut menjadi penutup rangkaian kegiatan pengabdian yang telah berlangsung selama 40 hari di desa tersebut.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Watumentade, H. Saini R, perangkat desa, tokoh masyarakat, dosen pembimbing lapangan, serta ratusan warga yang turut memberikan dukungan dan partisipasi aktif selama pelaksanaan KTL. Momen tersebut menjadi ajang refleksi, apresiasi, dan pelepasan secara simbolis mahasiswa yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat.
Berbagai penampilan mewarnai malam keakraban ini, mulai dari pemutaran dokumentasi kegiatan KTL Polina, pembacaan puisi, penampilan lagu oleh mahasiswa dan warga, hingga pemaparan program unggulan seperti Profil Desa Watumentade—hasil kerja kolaboratif antara mahasiswa dan aparat desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa H. Saini R mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya kepada para mahasiswa. Ia menilai keberadaan mahasiswa telah memberi kontribusi nyata dalam pengembangan masyarakat.
“Kehadiran adik-adik mahasiswa sangat membantu kami, terutama dalam program pemberdayaan masyarakat, pelatihan digital, dan kegiatan edukatif untuk anak-anak. Meski masa pengabdiannya berakhir, kami harap hubungan baik ini tetap berlanjut,” ungkapnya penuh haru.
Koordinator mahasiswa KTL Polina, Juz Wiwing, turut menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya. Ia menekankan bahwa program KTL bukan hanya sekadar pengabdian, tetapi juga proses pembelajaran bersama masyarakat.
“Kami belajar banyak tentang arti gotong royong, kebersamaan, dan ketulusan dari masyarakat Watumentade. Semoga program kecil yang kami rintis bisa memberikan dampak jangka panjang,” ujarnya.
Acara kemudian ditutup dengan makan malam bersama dan tarian tradisional Lulo, yang mencerminkan eratnya hubungan emosional antara mahasiswa dan warga desa.
Malam ramah tamah ini tak hanya menjadi penanda berakhirnya masa pengabdian, tapi juga membuka jalan baru bagi kolaborasi berkelanjutan antara dunia kampus dan masyarakat desa.
Komentar