Kibar News, Bombana — Sebuah video yang menampilkan aksi kekerasan antar siswi diduga berasal dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bombana viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan seorang siswi terbaring pingsan diduga akibat dipukul oleh teman sekolahnya sendiri.
Video yang diunggah oleh akun Facebook bernama Nurhayati itu menuai reaksi publik. Dalam unggahan tersebut tampak sekelompok siswi yang mengerumuni korban berseragam batik sekolah, tanpa adanya tindakan pencegahan dari orang dewasa.
Menurut informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya, rekaman tersebut diduga diambil oleh seorang siswi bernama Alya, yang juga disebut-sebut merupakan siswa dari MTsN 2 Bombana.
Ketua DPRD Kabupaten Bombana, Iskandar, SP, angkat bicara terkait insiden tersebut. Ia menyesalkan terjadinya aksi kekerasan di antara murid, apalagi di institusi pendidikan berbasis keagamaan seperti MTsN.
“Saya minta kepada pihak Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah agar tidak menutup mata terhadap persoalan ini. Ini bukan hanya soal tawuran antar pelajar biasa, tapi sudah menyangkut kehormatan institusi pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda kita,” tegas Iskandar saat dimintai keterangan, Senin (9/6).
Iskandar menambahkan, sekolah dan para pelaku yang terlibat harus segera dipanggil untuk dimintai keterangan dan diberikan sanksi tegas.
Hal ini penting dilakukan sebagai upaya memberikan efek jera serta mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
“Ini mencoreng citra sekolah keagamaan. Bagaimana mungkin lembaga yang seharusnya mencetak generasi berakhlak malah diwarnai perkoncoan dan kekerasan? Ini mencerminkan rusaknya karakter sebagian anak-anak kita, dan harus segera dibenahi,” lanjut Iskandar.
Hingga berita ini diturunkan, pihak MTsN 2 Bombana maupun Kementerian Agama setempat belum memberikan keterangan resmi.
Masyarakat berharap adanya penanganan serius atas kasus ini, mengingat dampaknya tidak hanya terhadap korban, tetapi juga terhadap nama baik lembaga pendidikan dan generasi muda di Bombana.
Komentar