KIBAR NEWS, BOMBANA – Pesisir pantai beropa lingkungan Lere’ea, kelurahan Sikeli, kecamatan Kabaena Barat, sempat menjadi saksi bisu dari kehancuran sebuah pemakaman umum yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi masyarakat suku Bajau dan suku Selayar. Akibat abrasi pantai yang melanda, puluhan makam tergerus dan sebagian kuburannya tergelantung, meninggalkan pemandangan menyedihkan dengan tengkorak berserakan.

Namun, sinar harapan kini menyinari Tempat Pemakaman Umum (TPU) tersebut. Melalui aspirasi yang digulirkan oleh Iskandar, SP anggota DPRD kabupaten Bombana dapil 5 Kabaena, sebuah Talud pembatas pantai dibangun untuk mengatasi ancaman abrasi.
Iskandar, yang turut merayakan kesuksesan proyek tersebut, menyampaikan bahwa pembangunan Talud tersebut bukan hanya sebagai langkah konkrit untuk melawan abrasi, tetapi juga untuk memastikan keamanan pemakaman umum bagi suku Bajau dan suku Selayar dalam jangka panjang.
Talud pembatas pantai ini memiliki panjang sekitar 54 meter dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan realisasi pengerjaan sepanjang 58 Meter, dilengkapi dengan ketebalan dan sistem pemecah ombak yang efektif menghadapi gelombang angin barat yang cukup keras.

Iskandar menegaskan, pembangunan tersebut bukan semata-mata sebagai struktur fisik, tetapi juga simbol kesungguhan pemerintah daerah dalam menjaga keberlangsungan warisan budaya dan pemakaman umum yang memiliki nilai historis bagi suku Bajau dan suku Selayar.
Warga setempat dengan tulus mengucapkan rasa terima kasihnya terhadap pembangunan Talud. Menurutnya, Talud bukan hanya melindungi pemakaman umum dari ancaman abrasi dan ombak, tetapi juga telah menjadi spot wisata favorit, terutama di kalangan muda.
Keindahan spot ini yang sangat Instagramable, dengan matahari terbenam di sore hari, hamparan pasir pantai yang bersih, dan air laut yang sedang surut, menjadikan Talud sebagai daya tarik tersendiri.
Aspirasi pembangunan Talud ini muncul setelah Iskandar melakukan reses di kecamatan Kabaena Barat pada 28 Januari 2023 lalu. Reses tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk kepala kampung, lurah, camat, tokoh agama, dan pemuda.
Keberhasilan proyek Talud menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan lingkungan yang merusak.
Proyek ini juga menciptakan dampak positif yang lebih luas, tidak hanya dalam hal konservasi lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah sebagai destinasi wisata yang menarik.
Komentar