KIBAR.NEWS, WISATA- Perjalanan Bang Jay kali ini – sudah berada di Desa Santiri Pulau Balu Kecamatan Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat Propinsi Sulawesi Tenggara, khususnya di daerah pantai tempat galangan kapal terbesar di sulawesi tenggara.
“Sebetulnya di pulau inilah banyak di buat Kapal-kapal, baik ukuran kecil maupun ukuran besar, Saya sudah bersama dengan pak desa dan Bapak-bapak yang selalu membuat kapal. Bisa di jelaskan ke kita bagaimana awal mulanya sehingga pulau balu ini menjadi tempat di buatnya kapal-kapal, dan apakah keterampilannya di wariskan secara turun temurun ” tanya bang jay.
Salah seorang pembuat kapal di Pulau Balu menjelaskan bahwa skill pembuatan kapal diperolehnya secara turun temurun yang selalu di wariskan dari generasi ke generasi semua berlangsung secara alami dan profesional.
“Sebelum tahun 1960 sudah ada galangan kapal ini, jadi memang kami secara turun-temurun memang jadi pembuat kapal hingga sekarang, kalau dulu itu kami membuat perahu layar atau lambo dan segala macamnya. Ada yang pesan dengan berbagai jenis termasuk ada yang gunakan juga untuk kebutuhan transportasi masa lalu, ” ujarnya
Kepala Desa Santiri Abdul Rahim mengatakan galangan kapal ini sudah sempat berpindah-pindah dari lokasi satu ke lokasi berikutnya mengikut kondisi pembangunan masyarakat di desa santiri.
“Sebenarnya galangan kapal ini sebelum disini, dulu di ujung pulau itu, karena pembangunan masyarakat jadi galangan kapal ini berpindah pindah, tidak mungkin dibangun galangan kapal dekat dengan pemukiman warga, sejak 1990an ditetapkan lokasi galangan kapal ini di sini, ” ujar pak desa.
Sudah banyak orang-orang yang datang memesan untuk di buatkan kapal baik dari Sulawesi
Tenggara, Sulawesi selatan, Sulawesi tengah bahkan sampai keluar negeri sudah ada yang datang di desa santiri untuk di buatkan kapal.
“Setiap ada yang pesan untuk keperluan bisnis, transportasi dan lain sebagainya semua kita buatkan karena memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat, kami pemerintah desa tinggal mensuport pada sisi pengembangan agar galangan kapal ini menjadi terkenal sehingga banyak yang memesan untuk di buatkan kapal, ” ujarnya.
Pemerintah Desa mengakui bahwa kurangnya promosi sehingga galangan kapal di pulau balu ini kurang di ketahui oleh masyarakat luas dan hanya berputar putar informasinya pada orang orang kapal dari mulut ke mulut.
“Kurangnya informasi keluar kepada masyarakat luas memang menjadi kendala kami, jelas memang semuanya itu butuh proses kita semua berupaya melakukan yang terbaik demi tumbuh dan berkembangnya galangan kapal ini yang telah menjadi potensi di desa kami, ” ujarnya.
Akhirnya pemerintah Desa Santiri bersama masyarakat Desa Santiri mengharapkan perhatian pemerintah baik dari pemerintah pusat pemerintah propinsi dan pemerintah daerah Kabupaten Muna Barat untuk melalukan promosi saebesar besarnya untuk menjangkau khalak ramai.
“Kami breharap bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten kami juga di bantu peralatan seperti bor, skap mesin yang akan memberikan nilai tambah dan manfaat yang luar biasa bagi pembuat kapal, tentunya juga regulasi dan kebijakan untuk mudahnya proses pembuatan kapal di Pulau Balu sehingga dapat menjadi salah satu daerah yang terkenal dengan pusat galangan kapal di sulawesi tenggara, ” tutupnya.
Komentar