Pj Bupati Bombana Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Kemendagri

KIBAR. NEWS, DAERAH – Penjabat Bupati Bombana, Edy Suhatmanto mengikuti rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, secara hibrid di aula Measa Laro Kantor Bupati setempat, Senin (8/1/24).

Dalam mengikuti rakor tersebut, Edy Suharmanto didampingi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bombana, serta para pemangku kepentingan. Rakor tersebut pula membahas strategi konkret untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi.

Rakor ini dipimpin langsung oleh Mendagri, Muhammad Tito Karnavian, juga diikuti oleh sejumlah Kabupaten/kota di seluruh Indonesia, serta Kementerian dan lembaga terkait.

Dalam arahannya, Mendagri membandingkan tingkat inflasi yang kini terjadi di hampir semua negara. Dimana, data yang terhimpun di ranah Mendagri per 2 Januari 2024 menunjukkan, Negara Indonesia masuk dalam urutan ke-52 dari total 186 Negara di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data tersebut, Indonesia pula menjadi negara ke 4 terendah setelah Thailand, Brunei Darussalam, dan Malaysia, yang masuk dalam 11 anggota Negara Asean.

“Kita (Indonesia) termasuk dalam urutan yang sangat baik, yaitu 52 negara dengan inflasi terendah,” ungkap Muhammad Tito Karnavian saat membawakan materi dalam rakor tersebut.

Selanjutnya, Mendagri Tito perlahan membahas tentang survey data inflasi di Indonesia pada Desember 2023 menurut data BPS (Badan Pusat Statistik). Dimana, secara Year on Year (YoY), inflasi pada November mencapai 2,86 persen dan dinilai terjadi penurunan angka sejumlah 0,25 persen, dan menyisakan 2,61 persen pada akhir Desember hingga awal Januari 2024.

Tito membeberkan, terdapat faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi secara global, yakni di momen natal dan tahun baru yang membuat demand di berbagai sektor tinggi. Begitupula dengan sektor wisata, transportasi, dan mobilitas masyarakat yang terus bergerak. Kemudian ada pula acara tahun baru, malam tahun baru dan banyak yang pesta serta banyak yang makan sehingga membuat pola demand terus meningkat.

Menurutnya, demand yang meningkat secara otomatis akan meningkatkan terjadi kenaikan harga, seperti naiknya harga BBM, Sembako termasuk Kretek (Rokok). Oleh karena itu, Tito mengingatkan, semua pihak agar tidak lantas terlena dengan situasi saat ini.

Selain itu, Negara Indonesia mampu meraih posisi ke-7 diantara sekian banyak negara yang masuk kategori G20. Artinya, dari 20 negara yang memiliki ekonomi tetbesar di dunia, peringkat inflasi Indonesia termasuk urutan ke 7 terendah bersama China, Italy, Switzerland, Netherland, Saudi dan Euro Area. Sementara Amerika, Jepang yang masuk G20 pun masih berada dia atas Indonesia, bahkan yang tertinggi ialah Argentina yang mencapai angka tertinggi yakni 161 persen pada aspek inflasi.

Mendagri menambahkan, terdapat dua isu utama yang kini menjadi perhatian bagi masyarakat, yaitu lapangan pekerjaan dan stabilisasi harga bahan pokok. Kedua aspek ini menurutnya cukup memberj damoak buruk bahkan menimbulkan gejolak ketimbang isu lainnya. Dimana dua isu tersebut masih cukup mendomknasi hingga 60 persen.

“Kita bisa melihat tren pertumbuhan ekonomi dunia, kita masih terjaga diangka 4,94 persen. Itu lebih baik daripada banyak negara-negara Norway, bahkan kita diatas Amerika dan sebagian negara-negara Eropa. Pertumbuhan ekonomi kita cukup baik, rangkingnya adalah rangking 52 dari jumlah 186 negara,” tegasnya.

Guna menggenjot pengendalikan inflasi, Mantan Kapolri ini menitip pesan kepada semua Pemerintah daerah di Indonesia agar segera melakukan percepatan tanam sesuai komiditas masing-masing daerah demi mempercepat penurunan laju Inflasi negara ini. Adapun sejumlah tips yang diberikan Tito kepada suluruh kepala daerah yang dimulainya dari sektor kenaikan harga pangan.

Kepala daerah dimintanya untuk memanfaatkan instansi terkait atau tim pengendali untuk bersama mengatasi masalah itu dengan gerakan tanam, utamanya di musim penghujan saat ini. Sebab, harga pangan yang menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat saat ini meroket, seperti cabai dan bawang merah,

Sementara itu, Pj. Bupati Bombana Edy Suharmanto mengatakan, Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kabupaten Bombana saat ini berada pada angka 0,59 persen. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan oleh tim lengendali inflasi. Sehingga, ia berjanji akan mempertegas lagi kepada semua instansi terkait untuk segera melakukan pemantauan stok pangan di pasaran, utamanya dalam suasana menjelang puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

“Ini harus kita mulai bergerak, dan OPD teknis nantinya akan menggelar pasar murah, sebelum komoditas pangan bergerak naik menjelang hari raya,” tutur Edy usai mengikuti Rakor.

 

Komentar