KIBAR.NEWS, DAERAH- Bang Jay kali ini berada di Kota Kendari bersama Ibu Syakira selaku Owner dari produk unggulan Kelorku dan Jilbab B Lucky. Mereka akan berbincang soal beberapa produk olahan kelor seperti biscuit kelor, teh kelor, serta jilbab literasi.
“Ibu syakira adalah inisiator produk-produk yang ada di hadapan kita. Kita ingin mendapatkan infomasi yang menginspirasi sehingga produk-produk ini lahir dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat Sulawesi tenggara.“ kata Bang Jay
Jilbab literasi dirintis sejak tahun 2015 atas keresahan Ibu Syakira terhadap jilbab produk impor yang banyak dipakai masyarakat di Indonesia
“Meskipun nama brandnya kearab-araban tapi hampir 80% itu produk impor dari Negara China. Industri jilbab berskala kecil seperti literasi ini menariknya bahwa ada pembeda yakni dari segi desain yang unik dan out of the box, yakni beberapa kutipan quotes dari tokoh-tokoh Islam nusantara dan tokoh Islam dunia seperti Sayyidina Ali, Jalaluddin Rumi, Buya Hamka, dan lain-lain.” ujarnya
Segmen pasar produk unggulan ini telah memiliki Royal Customer, ada public figure Marisa Haq dan anaknya serta mantan Duta Besar Indonesia untuk Hungaria.
“Ibu Marisa Haq dan anaknya menggunakan jilbab kami dan Ibu Ning Esti Probo mantan Duta Besar Negara Hungaria saat menjabat sebagai Duta Besar dan alhamdulillah jilbab b lucky sudah dibawa di sana oleh Ibu Esti.” ujarnya
Adapun produk teh dan biskuit kelor diproduksi karena melihat banyaknya pohon kelor yang didapatkan secara gratis dan terbuang sia-sia di Kendari, sementara khasiat dari daun kelor sangat luar biasa.
“Cuman saya berniat membuat olahan kelor karena anak-anak yang tidak banyak suka sayur supaya dapat mengkonsumsi kelor maka kami produksi biskuit kelor. Rasanya juga sudah diolah sedemikian rupa agar bau daunnya tidak terlalu dominan dan kita langsung konsultasikan bersama pakar teknologi pangan yakni Prof. Dr. Sri Wahyuni dan Ibu Masyuni, dari UHO yang selalu mendampingi kami. Alhamdulillah sudah memiliki IRT dan sertifikat halal.” ujarnya
Teh dan biscuit kelor selalu dikirim di Pulau Jawa, perbulannya kita hanya mendistribusikan 1000 pcs ke Kota Surabaya dan Karawang, kita masih terbatas dari sumber daya manusia dan beberapa faktor lainya.
“Kalau keinginan kami tahun depan, kami sudah bisa eksport karena di luar negeri kelor ini digelari tumbuhan ajaib, dan sangat dibutuhkan oleh negara luar. Faktanya kelor juga selama 40 tahun ini sangat membantu mensupport negara-negara miskin. Disitulah tempat tumbuhnya kelor dan sangat bermanfaat sekali.“ ujarnya
Ibu Syakira berharap UMKM di Sulawesi Tenggara bisa berkembang. Pemerintah daerah dapat mengintervensi pos-pos pemasaran yang tentu saja menggunakan bahasa lokal, bahasa Indonesia, dan bahasa asing sebagai bentuk komunikasi yang baik bagi konsumen.
“Kita juga harus menghargai budaya lokal, dalam hal ini bahasa daerah kita dengan digunakannya di mall-mall berbahasa daerah. Alhamdulillah pemerintah sebenarnya sudah mensupport UMKM. Dulunya izin-izin sangat ribet urusannya sekarang sudah mudah dan gampang aksesnya. Semoga lebih baik lagi kedepannya.” tutupnya
Komentar