Menakar Kekuatan Politik Lewat Aplikasi WAG Jelang Pilkada Bombana

KIBAR.NEWS, POLITIK– Aplikasi WhatsApp Group (WAG) nampaknya menjadi wadah terbaik untuk saling berinteraksi di era digitalisasi saat ini. Salah satu contoh di Kabupaten Bombana. Penggunaan WAG menjadi senjata para kontestan maupun masyarakat luas dalam hal membahas agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan di helat 27 November mendatang.

Yah, tak bisa dipungkiri dan ini memang realita. Aplikasi itu paling fleksibel untuk digunakan, terutama dalam menakar kekuatan politik, berbagi isu hingga curhat. WAG pun menjadi salah satu tempat terbaik untuk membentuk komunitas dan menjaring massa. Tak bisa dinafikan juga aplikasi ini menjadi lapak bagi para bakal calon Bupati untuk “Curi Star” menghadapi Pilkada tahun  ini.

Masyarakat Bombana pula dapat dengan mudah menemukan ragam informasi dan isu serta narasi politik melalui pesan-pesan yang bertaburan di WAG. Apalagi soal suhu politik saat ini mulai menghangat yang secara otomatis membuat netizen haus dan sensitif akan informasi.

Sebagai warga negara yang santun dan berbudaya, kita perlu memahami bahwa media sosial memegang peranan yang sangat penting dalam kebutuhan bersosialisasi dan komunikasi. Saking mudahnya, hanya dalam satu genggaman saja, seluruh manusia di muka bumi ini bisa dengan mudah bertukar informasi, mengakses gambar maupun video hingga pengetahuan baru tanpa celah.

Diantara sekian banyak media seperti Youtube, Instagram, Twitter, Facebook dan lainnya, ternyata hanya aplikasi Whatsapp yang dikenal cukup mudah untuk digunakan saat melakukan chatting atau video call, termasuk menghimpun massa dalam satu group hingga mencapai 1.024 Orang.

Olehnya itu, masyarakat dianjurkan untuk menggunakan aplikasi tersebut dengan tetap menjaga lisan, tulisan demi stabilitas keamanan di tengah masyarakat. Disamping itu, pengguna WA diharapkan mampu memupuk persatuan, menghindari ujaran kebencian dan informasi palsu alias hoaks melalui aplikasi yang satu ini.

Di awal tahun tepatnya pada tanggal 12 Januari 2024, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) RI, Budi Arie Setiadi menerbitkan siaran pers tentang pentingnya menanamkan nilai luhur
bangsa guna mencegah penyebaran informasi hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian selama penyelenggaraan Pemilu dan Pemilukada 2024.

Menurutnya, dalam rangkaian tahapan Pemilu 2024 sampai saat ini, masih kerap terjadi penyalahgunaan media sosial untuk penyebaran hoaks yang dapat merendahkan martabat sesama anak bangsa.

“Karena merendahkan martabat orang lain tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang sudah ditanamkan para founding father dan pendahulu kita,” tuturnya dalam Diskusi Demi Indonesia Cerdas Memilih.

Menkominfo menjelaskan sebaran hoaks, fitnah dan ujaran kebencian berpotensi mencederai demokrasi.

“Karena hoaks itu punya saudara kandung namanya fitnah, terus dia punya adik namanya ujaran kebencian. Jadi hoaks, fitnah, ujaran kebencian itu adik kakak dan dia punya saudara sepupu yang namanya merendahkan martabat orang lain,” tuturnya.

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo telah melaksanakan berbagai strategi komunikasi publik guna menyebarluaskan berbagai informasi terkait Pemilu 2024.

“Melalui media sosial dan berbagai macam kanal komunikasi, kami terus melakukan amplifikasi pesan Pemilu Damai 2024 untuk menjaga situasi terus kondusif. Kementerian Kominfo juga berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis kampus, komunitas, media, dan bahkan operator telepon seluler,” jelas Menteri Budi Arie.

Komentar