Kibar News, Bombana – Ketua DPRD Kabupaten Bombana, Iskandar, SP, dengan penuh keyakinan menyebut Pulau Motaha di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, sebagai wajah masa depan pariwisata Bombana.
Kunjungan resesnya pada Sabtu (27/09/2025) bukan sekadar seremonial, melainkan penegasan bahwa potensi wisata Bombana harus segera naik kelas.
Pulau kecil itu seolah memang diciptakan untuk jadi destinasi unggulan. Hamparan pasir putih berpadu dengan batu karst yang eksotis, menciptakan panorama bak lukisan alam.
Namun, yang membuat Pulau Motaha benar-benar istimewa adalah keberadaan Danau Penyu seluas kurang lebih satu hektar di tengah pulau — sebuah fenomena langka yang jarang ditemukan di wilayah lain.
“Pulau Motaha adalah anugerah Tuhan untuk Bombana. Jika daerah lain sibuk menciptakan wisata buatan, kita justru punya sesuatu yang alami, unik, dan satu-satunya di Bombana. Danau penyu di tengah pulau kecil ini adalah mahakarya alam yang harus kita jaga sekaligus promosikan,” tegas Iskandar dengan nada penuh keyakinan.
Sayangnya, potensi besar itu selama ini hanya jadi cerita muram warga Sikeli. Pulau yang harusnya jadi ikon wisata malah dibiarkan ditelan semak belukar.
Danau Penyu pun tak lagi terawat, dipenuhi daun gugur dan lumpur. Bahkan, warga mengeluhkan penyunya kerap dicuri oleh oknum tak bertanggung jawab.
Bagi Iskandar, kondisi ini tak boleh dibiarkan. Ia berjanji akan mendorong pemerintah untuk membersihkan, menata, dan menghidupkan kembali Pulau Motaha sebagai magnet pariwisata.
“Bombana tidak boleh hanya jadi penonton di panggung pariwisata. Dengan Pulau Motaha, kita bisa berdiri di barisan depan,” pungkasnya.
Menurutnya, sudah saatnya pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata, bertindak lebih berani. Bukan hanya menjaga keindahan Pulau Motaha, tetapi menjadikannya ikon wisata baru yang bisa mengangkat citra Bombana hingga ke level nasional, bahkan internasional.
“Pulau Motaha bukan sekadar potensi, tapi simbol kebanggaan. Jika dikelola serius, pulau ini bisa menjadi pintu masuk kebangkitan pariwisata Bombana. Jangan sampai kita hanya jadi penonton, sementara keindahan ini tak pernah tersentuh promosi dan perhatian,” tambahnya.
Kehadiran Ketua DPRD itu dianggap sebagai sinyal kuat bahwa Pulau Motaha tak lagi akan terpinggirkan. Banyak warga percaya, dengan dorongan dari DPRD, pemerintah daerah bisa lebih serius mengalokasikan program dan anggaran untuk membangun infrastruktur pendukung di kawasan tersebut.
Bagi Iskandar, Pulau Motaha adalah jawaban atas pertanyaan besar tentang masa depan pariwisata Bombana.
“Kita punya laut, kita punya gunung, dan sekarang kita punya Pulau Motaha dengan danau penyu di tengahnya. Semua ini adalah modal besar. Tinggal keberanian kita, apakah mau menjadikannya kebanggaan atau membiarkannya terlupakan,” tutupnya.
Dengan kepemimpinan yang berani dan visi yang jauh ke depan, Iskandar seolah ingin memastikan bahwa Pulau Motaha bukan sekadar pulau kecil di peta, melainkan mutiara Bombana yang siap bersinar sebagai ikon baru yang akan mengharumkan nama Bombana di mata dunia.
Komentar