KIBAR.NEWS, DAERAH– Satu semester sudah perjalanan Edy Suharmanto di bumi Wonua Bombana. Ia hadir di wilayah itu setelah diberi mandat oleh pemerintah pusat untuk menjabat sebagai pimpinan daerah. Selama itu, dirinya terus menunjukkan yang terbaik di ranah birokrasi hingga masyarakat umum..
Semenjak dirinya dilantik sebagai Penjabat (Pj) Bupati Bombana, Edy Suharmanto tampaknya serius dan sama sekali tidak menginginkan pencitraan. Satu hal yang ia lakukan hanya menjalankan tugasnya sebagai abdi negara sekaligus kepala daerah.
Disamping itu, pria yang kerap disapa Bung Edy ini tidak pula menginginkan pujian atau semacamnya, namun yang ia terapkan saat dirinya memimpin adalah amanah. Sejak pertama kali memijakkan kaki di Wonua Bombana, Bung Edy sudah diperhadapkan dengan pelbagai persoalan. Mulai dari masalah stunting, inflasi, sarana kesehatan yang tak layak, kemiskinan ekstrim hingga pada persoalan infrastruktur daerah yang mendesak.
Kehadirannya di wonua Bombana boleh dikata sangat awam. Edy Suharmanto dari Jakarta ke Bombana bersama Istri tercinta Aeni Mutmainnah. Disana, ia mulai meniti karir dan tak butuh waktu lama, Edy bersama istri mulai beradaptasi dengan birokrasi. Ia pula menjalin koordinasi yang baik dengan sekretaris daerah (Sekda) Bombana, Man Arfa serta jajaran kepala organisasi perangkat daerah, termasuk instansi vertikal dan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah.
Seiring berjalannya waktu secara perlahan, Bung Edy terus bersinergi untuk mendorong percepatan pembangunan berkelanjutan, memprioritaskan isu nasional dan mampu mengantarkan Bombana sampai unggul di tingkat nasional.
Warga Bombana mestinya bangga dengan kehadiran penjabat yang satu ini. Dimana, sejak awal tahun 2024, Edy Suharmanto mulai geliat dalam mengatasi ragam persoalan yang ada, seperti status kasus stunting di Bombana yang masih sangat tinggi dari rata-rata nasional, kini mulai menunjukkan tren positif dan perlahan menurun.
Belum lagi soal inflasi yang disebabkan oleh tingginya indeks perkembangan harga, hingga membuat warga menjerit, penjual memekik dan petani merintih lantaran kejamnya cuaca Elnino yang berdampak pada gagal panen.
Tidak sampai disitu, selama dua dekade pembangunan, kemiskinan ekstrim pula menjadi persoalan yang tak kalah pentingnya untuk dituntaskan. Masalah ini pun menjadi PR bagi Pemerintah Kabupaten Bombana untuk segera diminimalisir. Sebab, angka kasus kemiskinan di daerah itu bersifat dinamis atau berubah-ubah selama pemekaran Kabupaten Bombana sejak 20 tahun silam.
Disisi lain, persoalan pengelolaan keuangan daerah pula mampu ditekan melalui berbagai pelatihan bagi para penjabat penatausahaan keuangan (PPK) maupun bendahara. Mereka digodok untuk memusatkan penata kelolaan dan transparansi keuangan daerah melalui sistem informasi pembangunan daerah alias SIPD. Hingga pada akhirnya Bombana mendapatkan opini terbaik dengan capaian predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) yang diberikan oleh BPK-RI.
Olehnya itu, Pj Bupati Edy tak hentinya mengajak seluruh jajarannya untuk bersatu mengatasi semua persoalan lewat kerja nyata dan evaluasi. Kerja nyata yang dimaksud yaitu dengan melibatkan OPD terkait dalam satu tim, seperti tim pengelola inflasi daerah atau TPID, tim percepatan penanganan stunting dan tim pengelola anggaran daerah yang kerap melakukan rembuk setiap awal pekan.
Berkunjung ke Pulau Kabaena Bersama Rombongan
Belum lama ini Edy Suharmanto bersama Sekda dan kepala OPD berkunjung ke pulau Kabaena. Disana, ada sejumlah kegiatan penting yang menyangkut hajat hidup masyarakat di pulau itu. Adapun agenda kunjungan yang meliputi peletakan batu pertama pembangunan gedung rumah sakit pratama tipe D di area Puskesmas Kecamatan Kabaena Barat. Saat itu pula ia memberikan bantuan berupa uang tunai, menyerahkan bantuan 2 unit mobil Ambulan, bantuan Alquran dan bantuan 6 masjid yang rencananya dibangun di sejumlah titik, salah satunya di Pondok Pesantren Darul Iman, Kelurahan Teomokole.
Selanjutnya, Edy Suharmanto meresmikan pelencengan kapal Feri di Sikeli, Kabaena Barat Lalu, membuka kegiatan pasar murah yang digelar di dua titik yaitu di Kelurahan Sikeli, Kabaena Barat dan Kelurahan Dongkala, Kabaena Timur.
“Saya ikhlas membangun Kabupaten Bombana, soal pencitraan, saya tidak butuhkan itu,” cetus Edy Suharmanto dihadapan masyarakat pulau Kabaena, Minggu (9/6/2024).
Edy Suharmanto curhat ke warga tentang dirinya yang hadir di Bombana dengan niat yang tulus,, tidak punya kepentingan lain melainkan membangun dan memajukan Kabupaten Bombana lebih unggul ketimbang daerah lain.
“Awalnya, ketika orang menyebut Bombana pasti langsung berpikir “oh daerah emas”, saya juga tertarik awalnya, dan hari ini saya sudah di Bombana dan bertanya ke Sekda disudut mana adanya emas di Bombana ini? dan jawabannya ternyata emas sudah habis,” candanya sembari tertawa.
Kehadiran Bung Edy di pulau Kabaena cukup membuat lega hati masyarakat. Terlebih ketika ada solusi memudahkan akses layanan kesehatan masyarakat yang selama ini menjadi keluhan. Dimana, pasien darurat harus melewati berbagai rintangan, mulai dari pengurusan keterangan rujuk dan menyeberangi lautan hingga tiba di RSUD Bombana yang berjarak sekitar 8 kilometer dari pelabuhan Kasipute.
Meski dengan segala keterbatasan anggaran, Pj. Bupati Edy tetap saja gelisah. Ia tak tahan melihat penderitaan warga Kabaena yang harus melahirkan ditengah laut, itupun ketika ada kapal yang bisa mobilisasi cepat. Namun kebanyakan kasus melahirkan di laut terjadi lantaran sulitnya menemukan akses hingga akhirnya memilih untuk naik perahu Bodi melawan ombak demi mencapai pusat layanan kesehatan di kabupaten.
Hal inilah yang menjadi faktor pendorong dirinya untuk selalu berkoordinasi dengan Sekda Bombana, Man Arfa dan jajarannya untuk mencarikan solusi terbaik tanpa harus menunggu tahapan pembahasan anggaran. Entah dengan cara apa atau bagaimana, yang terpenting baginya adalah pembangunan RS Pratama Tipe D di pulau Kabaena harus dimulai dan secepatnya dinikmati masyarakat di era kepemimpinannya.
Sejak saat itulah Bung Edy menjalin koordinasi dengan para direktur perusahaan yang ada di Bombana. Mulai dari perusahaan tebu PT. Jhonlin, maupun pihak perusahaan tambang yang kini bergelut di Kabupaten Bombana.
“Kenapa tidak bisa kita perjuangkan, intinya rumah sakit ini harus berdiri tanpa harus menunggu terlalu lama, kita semua tahu betapa menderitanya warga kita di pulau Kabaena demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak,” terang Edy Suharmanto.
Olehnya itu, melalui tangan dinginnya, Bung Edy mendapat besutan baru di tengah masyarakat bahwa dirinya adalah pencetus sejarah berdirinya RS Pratama Tipe D di Kabaena. Kata-kata itu terucap dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum setelah mendengar rencana pembangunan layanan kesehatan baru dengan tipe yang lebih baik.
Salah seorang pelajar SMA, sebut saja Nurlaila yang baru saja menyambut kehadiran Pj. Bupati Bombana lewat tarian Lumense menyampaikan rasa terimaksihnya kepada pemerintah daerah Bombana yang kini memperhatikan masyarakat Kabaena.
“Disini sudah banyak Puskesmas tapi mau diapa, mereka tidak berwenang untuk mengambil tindakan selain merujuk ke kabupaten. Banyak saya dengar orang-orang mengeluh karena tidak ada kapal yang bisa menangani cepat, kasian kan.. makanya dengan adanya rumah sakit ini saya yakin warga yang hendak melahirkan, tidak susah lagi untuk jauh-jauh ke kabupaten, karena banyak yang diperhitungkan mulai biaya sewa sampe lain-lainnya,” ujar Nurlaila.
Pelajar berusia 17 tahun ini menitip pesan untuk Pemda Bombana agar tak hentinya memberikan perhatiannya untuk pulau kecil Kabaena. Mulai dari persoalan jalan sampai layanan kesehatan karena menurutnya semua itu sangat penting.
Komentar